Jumat, 02 Desember 2011

DENPASAR DI BAWAH ANCAMAN BANJIR - Terparah di Monang Maning


Denpasar, Dinamika Bangsa
Banyak kalangan pemerhati lingkungan menilai, banjir yang melanda Denpasar, akibat kesalahan manusia ( Human eror ) bahkan lebih parah Pemerintah turut andil menciptakan kondisi was was warga Denpasar akibat  banjir yang menjadi momok menakutkan di setiap tahunnya saat musim penghujan . human eror yang di maksud adalah kesalahan tata ruang yang tidak memperhatikan aspek lingkungan ,terlebih tergesernya daerah resapan di Kota Denpasar. Maklum dalam 1 dekade , Kota yang berjuluk berwawasan budaya ini di serang oleh bangunan bangunan berbeton yang nyaris tidak menyisakan daerah resapan . padahal daerah resapan merupakan area yang tepat untuk membendung laju air ketika debit air tinggi saat hujan deras . meskipun Pemerintah Kota Denpasar antara 2009 hingga kini ,
tengah menggalakkan system resapan terpadu yang di wajibkan di lakukan oleh masing masing rumah tangga yang di sebut “ BIOPORI “ namun langkah itu di tuding terlambat bahkan sia sia pasalnya tetap saja Denpasar masih di bayangi ancaman banjir . betonisasi , plesterisasi di sejumlah ruas jalan kecil makin memperparah deras nya air yang sulit di bendung .

selain daerah resapan yang di pastikan makin menyusut di Kota Denpasar ,  drainase yang di miliki Ibukota Propinsi Bali ini tidak mampu menerima debit air hujan ketika meningkat tajam . hal itu di akibatkan kesadaran warga metro Denpasar yang membuang sampah sembarangan ,sehingga menutup lancarnya air di drainase menuju hilir . apalagi air hujan yang mengalir di sertai debit tinggi , tentu membawa partikel pasir dan tanah lumpur yang mampu membentuk sedimentasi di setiap drainase yang di lalui , sehingga jika kondisi demikian tidak cepat tertangani ,lambat laun drainase yang di miliki Denpasar menjadi dangkal . maka akibat 2 sebab itu , yakni sampah dan partikel pasir serta lumpur tanah yang menyebabkan kedangkalan  ,lalu air tidak mampu di tampung oleh sejumlah drainase yang di miliki Denpasar . akibatnya mudah di tebak air meluber ke jalan dan mengalir ke area yang lebih rendah mengakibatkan jalan tenggelam mencapai 1 meter . seperti banjir yang kerap melanda di wilayah Monang Maning, daerah itu menjadi langganan banjir di setiap tahunnya padahal daerah itu memiliki drainase di setiap ruas jalan namun anehnya tidak berfungsi saat hujan karena meluap tidak mampu menampung air , sehingga jalan sepanjang Rinjani tenggelam air hujan . 

melihat kerapnya air hujan yang menenggelamkan jalan wilayah Rinjani ,Pemerintah seperti nya tidak bergeming dan diam di tempat , mengapa? Pasalnya banjir itu di sebabkan tidak mampunya drainase menampung air karena dangkal  akibat penumpukan di aliran drainase . dan anehnya hingga kini belum pernah di lakukan pengerukan oleh instansi terkait seperti PU Kota Denpasar. Padahal jika kondisi demikian di diamkan lambat laun akan merusak infrastrusktur lain seperti jalan . banjir memang banyak menimbulkan masalah ,  jika di sikapi dengan serius , seperti pengamat lingkungan mengatakan banjir bisa di minimalis ,meski tata ruang sudah terlanjur merambah Denpasar dengan segala konsekwensi nya namun bila Pemerintah serius mencarikan solusi , niscaya Denpasar sedikit demi sedikit terbebas dari banjir . ( Anw )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar