Kamis, 03 Mei 2012

Optimalisasi Peran Agama Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

Oleh: Nurhadi Ibnu Zainal


Begitu indah  saat kita melihat keluarga yang hidup rukun penuh dengan canda tawa hidup bersama dalam sebuah kebersamaan dalam perbedaan. hal ini merupakan gambaran yang harus kita jadikan acuan untuk membangun moralitas bangsa Indonesia sesuai dengan kultur yang berbeda dengan semanagat pancasila, kemajemukan  adalah sebuah kekayaan yang  perlu kita lestarikan untuk kekayaan budaya yang ada di Indonesia. bukan suatu hal yang harus ditentang atau bahkan diperangi. Selama perbedaan tersebut tidak merusak tatanan bangsa Indonesia  yang dikenal agamis.
Berbagai konflik dengan mengatasnamakan agama adalah sebuah konsekwensi logis dari semangat keimanan  yang hanya menilai iman dari aspek ritual horizontal (hablumminallah) dan
menisbikan hal yang tidak kalah pentingnya yaitu ritual vetikal transcendental ( hablumminannas)  namun saat kita melihat kenyataan riel dimana konflik terjadi dengan membawa bendera agama mereka seakan menjadi malaikat suci yang dengan bebas menghakimi yang lain.  Padahal islam sejatinya adalah agama yang menaungi semua agama, dengan hidup rukun tanpa harus saling mengintervensi suatu golongan atau kelompok yang manapun. Karena  elastisitas islam yang bersifat unifersal sebagai agama yang rahmatal lil alamin.
Fenomena diatas adalah sekelumit  pandangan Negara Indonesia dari sisi agama, hal ini perlu diungkap mengingat Indonesia dengan kelompok mayoritas ummat islam. Namun nilai yang dipakai hanya menjadikan islam sebagai kelompok minoritas. Hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan ummat islam yang hanya mementingkan suatu kelompok yang dibangunnya. Sehinngga tidak jarang kita melihat organisasi  islam yang menggunakan symbol islam  tapi pada kenyataannya jauh dari ajaran islam.  Saling menjatuhkan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain  demi organisasi yang diusungnya.
Padahal yang semestinya dengan keberadaan ormas / organisasi tersebut akan menjadikan islam semakin jaya dengan kazanah pemikiran yang berbeda beda dengan tujuan untuk kepentingan agama. Bukan sebagai alat untuk saling adu domba terutama bagi ummat islam sendiri.
Idiologi pancasila yang anut oleh Negara Indonesia sebagai landasan teoritis untuk memanivestasikan nilai kemajemukan Negara Indonesia yang mempunyai berbagai macam agama dan kepercayaan. Demikian itu dapat kita sadari bersama bahwa tidak ada satupun agama atau kepercayaan yang mengajarkan pemeluknya untuk berbuat jelek apalagi saling mencaci maki antar pemeluk agama. Meskipun dalam islam ada anjuran untuk berperang tapi dengan aturan yang memang disyariatkan dalam islam. Melihat kenyataan yang demikian komplit tersebut, hal yang perlu kita lakukan adalah mencari solusi alternative agar kita semua terbebas dari belenggu yang kini menimpa pemeluk agama.  Demikian itu diperlukan sebuah kesadaran dari tiap individu pemeluk tiap agama untuk Saling introspeksi diri terhadap berbagai persoalan yang membelit negri ini, karena agama sebagai pedoman tentunya menjadi sebuah pijakan dan arah untuk menuju perubahan yang lebih baik. Allahu a’lam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar