Tulisan ini terinspirasi ketika akhir ramadhan lalu di kota di ujung timur pulau jawa seorang akhwat (ibu) melaporkan suaminya ke polisi. Pokok pangkal dari semua keruwetan itu ternyata ujungnya menurut versi si ibu; suaminya pernah poligami atau menikah lagi. Lantas kenapa?
Memang banyak di antara kaum wanita jika disampaikan kepada mereka masalah poligami dalam pernikahan, akan anda lihat mereka segera berkata misalnya:“Kasihan dia, ini adalah sebuah kezhaliman, laki-laki itu telah menganiaya istri pertamanya, dia telah melupakan jasa istri pertamanya, ini tidak sesuai dengan persamaan gender. Kalau aku, aku tidak akan sudi meski harus cerai, poligami tidak baik...dll”.
Juga kalimat-kalimat lain yang bermakna mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah, menjelekkan apa yang dijadikan baik oleh Allah; yang bermakna bahwa apa yang secara syari’at dibolehkan oleh Allah Azza Wajalla untuk hamba-hamba-Nya adalah bagian dari kezhaliman dan kejahatan. SUBHANALLAH.
Ini adalah sebuah bentuk kekufuran yang tidak ada khilaf atasnya! Maka wajib atas setiap wanita muslimah –yang menjaga agama dan akhiratnya- menjaga lisannya, berhati–hati dari kebebasan berkata dan bersikap yang merusak iman dan akidahnya, seandainya dia ingin mengungkapkan kecemburuan atas suaminya.
Yang semisal dengan itu, jika seorang wanita diperintah untuk berhijab, dia akan menjawab: “Dari dulu aku sudah begini, akan lebih tampak kecantikanku kalau tanpa hijab, nutup aurat itu panas dan ndak gaul dan lagi seperti wanita terbelakang, pokoknya aku ndak seneng.” Astaghfirullah.
Ungkapan–ungkapan seperti ini adalah termasuk kekufuran yang jelas, dimana ungkapan tersebut masuk dalam kategori pengharaman apa yang telah dihalalkan oleh Allah, memburukkan apa yang dijadikan bagus olehNya. Demikian pula di dalamnya terdapat maksud penentangan secara terang–terangan terhadap Pembuat syari’at Yang Maha Bijaksana yang telah mensyari’atkan hijab tersebut.
Betapa banyak kaum wanita –yang memiliki nama-nama islami- berkata dengan perkataan seperti tersebut di atas, sementara mereka sadar atau tidak.
Semua orang akan melihat dan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat nanti, namun Allah akan mendatangi sendiri kepada wanita yang menutup / menjaga auratnya dengan sempurna di dunia ini dengan istiqomah.
Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya seseorang itu berkata dengan sebuah perkataan yang dia tidak melihat adanya sebuah bahaya dengan ucapannya tersebut, (ternyata) karenanya dia dilemparkan kedalam neraka selama 70 tahun.” (HR. Turmudzi).
Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berkata dengan sebuah perkataan yang ia tidak berhati-hati di dalamnya, dia tergelincir ke dalam api neraka karena perkataan itu lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhari).
Kekufuran terbagi menjadi dua macam; Kufur Akbar yang mewajibkan seseorang kekal di dalam api neraka, dan Kufur Ashghar yang mewajibkan seseorang mendapatkan siksa dan ancaman Allah tanpa kekal di dalam neraka.
Maka berusahalah wahai para akhwat dan muslimat untuk menghindar dari ketergelinciran ini, hingga tidak berbuat kufur kepada Allah tanpa disadari. Ukhti semua wajib bersabar dan ridha terhadap qadha (ketentuan) Allah agar beruntung dunia dan akhirat.
Negara ini butuh ibu-ibu yang kuat. Karena saat ini, kaum ibu dan remaja putri kita, telah dibesarkan oleh media dan menjadi kaum yang lemah dan cengeng. Lihat saja sinetron-sinetron di televisi. Isi kepala wanita hanya berkutat soal cinta, cemburu, harta dan kesenangan duniawi.
Yang diajarkan adalah mental yang rapuh. Ada masalah sedikit menangis, bunuh diri, pingsan, masuk rumah sakit. Padahal sejarah Islam, punya banyak sosok wanita yang kuat. Di balik Rasulullah, ada sosok wanita yang begitu perkasa bernama Khadijah.
Wanita-wanita muslimah itu seharusnya tak hanya sekedar meniatkan diri menjadi istri yang mematuhi suami dalam kebenaran. Namun alangkah lebih mulianya bila berpikir dan bertindak layaknya Khadijah.
“Hal yang tergolong kebahagiaan adalah istri yang apabila kau pandang menyenangkan dan jika kau pergi, engkau yakin akan kesetiaannya. Hal yang tergolong kesengsaraan adalah istri yang apabila kau pandang menjemukan. Lisannya selalu mengumpat. Jika kau pergi merasa tak aman akan dirinya (diragukan kesetiaannya).” (Al-Hadis)
Negara ini butuh remaja putri dan wanita yang bukan hanya ahli ibadah, tapi juga mujahidah yang berakhlaqul karimah, jujur, amanah, taat dan tawaddu’ kepada suami dan orang tua, hormat kepada guru, suka menolong sesama, murah senyum dan santun. Santun yang tulus, bukan kesantunan manipulatif, pura-pura karena ada maunya.
Mereka bukan malah menjadi seorang perusak, tapi tegar dalam memperjuangkan agama Allah tanpa mengeluh, pantang putus asa dan menjadi beban orang lain, tahan uji menjalani ujian dan cobaan hidup. Menjadikan penghalang dan kesulitan sebagai pelecut semangat untuk memberikan yang terbaik bagi agama, keluarga, bangsa dan sesama. Yang jelas, shalih, tarbiyah, liqo’/ngaji saja tidak cukup. Bangsa ini tidak boleh dipimpin oleh orang yang cengeng, tidak berani bersikap.
Maka, sabarlah Bunda !
Tobatlah Bunda !
Javas W. Hossein (Javas Abu Lily)
Perum Kebalenan Indah Blok E No. 28 Banyuwangi
Tlp: 0877 555 670 72
085 257 633 500
Tidak ada komentar:
Posting Komentar