Rabu, 11 Januari 2012

Pena Redaksi


Reformasi bangsa Indonesia sebuah langkah awal untuk kita melihat langsung  bagaimana bangsa Indonesia yang sebenarnya, dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh para kalangan elit politik untuk menjadijan bangsa Indonesia sebagai Negara yang mampu menyetabilkan ekonomi social dan politok, malah terjadi sebaliknya. Nampak jelas dimata rakyat Indonesia kalau semua program yang dibuat oleh pemerintah hanya bersifar primordialisme semu, karena tujuan utama dari program yang dibuat oleh pemerintah banyak yang bersifat simbolistik, dengan mengatasnamakan masyarakat kecil, toh pada ahirnya hanya untuk kepentinag pribadi.
Rakyat kecil yang selalu menunggu perubahan menuju kesejahteraan bersama, seakan akan menjadi alat untuk kepantingan para penguasa elit politik. Bagi mereka yang duduk diparlemen hanya  sibuk meting dan mengesampingkan hal pokok untuk melayani masyarakat. Masyarakat kecil yang menunggu hanya dijadikan sebagai sapi perah yang hanya mengeluh dan menunggu hal yang tak pasti dari pemerintah yang ego terhadap kepetingannya sendiri.
Problematika yang terjadi  di indonesia bukanlah aturan yang salah yang harus selalu di renovasi, melainkan  pemegang kendali peraturan tersebut yang harus ditata ulang untuk lebih bersifat manusiawi. Tanamkan dalam diri para pemimpin rakyat bahwa mereka adalah abdi dan pelayan yang diberi tanggung jawab untuk mengelola dan mensejahterakan rakyat, bukan sebagai jabatan kekuasaan yang  semena mena dalam mengambil keputusan dan mengesampingkan kepentingan yang mengarah kepada kepentingan masyarakat bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar